Detachment (2011)
- dina s
- Sep 3, 2023
- 2 min read
Updated: Sep 4, 2023

It was the most depressing movie i've ever watched. It really was depressing in any way i reckon.
Film ini menceritakan tentang seorang guru subtitut bernama Henry yang punya banyak masalah dan trauma dalam hidupnya. Dan yang dia yakini, semua orang juga sama kaya dia. Everyone is just a messed up creature with the variety of problems. We're all are just doing our own s* with our own way. Its different for everyone, but we basically are the same, at the same time.
Si Henry ini kerja di sekolah yang udah ga kekontrol lagi. Murid dan guru-gurunya udah hampir nyerah, semuanya berantakan. Hampir gaada yang bisa diselamatkan lagi dari sekolah itu. Satu hal yang menjadi sumber utama adalah para orang tua yang lepas tangan aka parent yang tidak melakukan 'parenting' terhadap anaknya masing-masing. And it led to a total chaos.
Di film ini, emosi kita dibikin kaya roller coaster, perasaannya diaduk-aduk. Kalo secara sinematografi nya, lumayan lah, tone warna film nya cinematic gitu. Ada beberapa editan ala-ala dokumenter flashback yang menarik juga. Nah, kalo secara cerita, ini tuh lumayan complicated karena semua orang punya ceritanya sendiri. Dan semua cerita orang itu setara, dalam artian ga ada yang bikin terkesan cerita A lebih dominan karena masalahnya lebih berat daripada si B. Semuanya punya masalah yang seimbang walaupun bentuk masalahnya beda-beda.
Oiya, terkait judul filmnya ini, aku interpretasiin sebagai sesuatu yang seringkali manusia lakuin, yaitu 'detach' terhadap sesuatu yang harusnya dapat kita rangkul, seperti masalah dan trauma dari masa lalu. Dulu di 2020, aku pernah nulis sesuatu yang mirip dengan konsep detach ini. Kurang lebih gini...

Nah, makna detach ini juga bisa kita artikan sebagai "pelepasan diri dari trauma masa lalu yang membelenggu". Atau bisa juga diartikan sebagai upaya pelepasan diri dari dunia itu sendiri, dari realitas kehidupan yang ada. Jadi dia hidupnya kaya zombie gitu, badannya hidup tapi jiwanya dah ilang. Kalo dalam quotes seorang filsuf yang dijadiin opening film ini tuh “And never i have felt so deeply at one and the same time so detached from myself and so present in the world” (Albert Camus). Nah, Camus ini adalah filsuf yang mencanangkan konsep 'absurdism' dalam hidup, pemikirannya menarik banget. Bisa cek disini ya.
Adapun hikmah yang bisa aku ambil dari film ini adalah sekeras apapun kita mencoba untuk detach dengan trauma kita, sekencang itu juga dia berlari untuk ngejer kita, menghantui kita. Dan itu akan membuat hidup kita memburuk, dalam ranah apapun. Jadi, menurut aku cara yang mungkin ideal adalah, validate your trauma, accept it, forgive it and then you can move on peacefully with your life. Hope we'll get there.~