Only Yesterday (1991)
- dina s
- Sep 23, 2023
- 2 min read
Updated: Sep 27, 2023

Its a mundane anime movie. Ini tuh bukan cerita spektakuler tentang terjebak di dunia fantasi ataupun misteri penaklukan para monster. Movie ini genre-nya slice of life, dan hal inilah justru yang bikin dia istimewa. Karena ceritanya sangat relatable ke semua orang, terutama anak muda umur 20an. Bahkan, saking relatable nya, walaupun movie ini umurnya udah sangat tua, tapi problematika yang disajikan masih sama kaya yang kita alami di masa sekarang.
Jadi ceritanya, ada anak perempuan berumur 27 tahun bernama Taeko dan ia sedang berada di masa transisi. Yaitu sudah siap menjalani masa dewasa, namun ada sebagian dirinya yang belum berdamai dengan masa kecilnya dulu.
Taeko ini memulai karirnya di pusat kota Tokyo. Saat masa cuti tiba, ia memilih pergi ke desa untuk belajar berkebun. Disitulah ia bertemu laki-laki yang namanya Toshio. Di desa, ia menikmati waktu 10 harinya dengan bahagia. Hidup tanpa kebisingan kota.
Namun, malam sebelum ia pulang ke kota, ada hal besar yang terjadi. Keluarganya Toshio memintanya untuk menikah dengan Toshio. Karena mereka menganggap Taeko dan Toshio akan menjadi pasangan yang serasi. Disitulah Taeko terdiam.
Saat itu Taeko kabur ke luar rumah dan galau. Dia mulai mikir "apakah ia benar-benar ingin hidup di desa selamanya? atau selama ini dia hanya pura-pura menjadi anak desa dan ingin terlihat baik?" Dan part inilah yang bikin aku paling relate sih. Seringkali kita dihadapkan dengan situasi dimana kita meragukan keputusan kita sendiri. Aku sering mempertanyakan diri sendiri, "apakah aku benar-benar ingin melakukan hal ini atau aku hanya ingin berpura-pura jadi anak baik aja?"
Selain dialognya yang sarat akan makna, hal lain yang aku suka dari karya-karya besutan studio ghibli ini adalah, mereka selalu provide beautiful silent moment di setiap filmnya. Kalo di film ini, salah satu silent moment nya ada di part Taeko duduk di dalam kereta menuju Tokyo. Disitu penonton dibiarkan tenggelam dengan pikirannya masing-masing. Sama seperti Taeko yang berkecamuk dengan isi pikirannya sendiri. Mau dibawa kemanakah masa depannya? Di satu sisi ia merasa hidup di desa bersama Toshio adalah hal yang menarik, tapi di sisi lain ia juga belum siap meninggalkan kehidupan lamanya di kota. Apalagi berkaca pada dirinya sendiri yang belum berdamai dengan masa lalunya, Taeko benar-benar dibuat bimbang.
Anak umur 20 tahunan pasti sangat relate dengan keadaan ini. Dimana kita mulai belajar untuk nentuin kemana arah hidup kita. Karena di umur 20-an ini juga, kita dihadapkan dengan banyak sekali hal baru, yang mau tidak mau harus kita jalani.
For some reason, i feel like i am another Taeko. Pelan-pelan aku akan belajar untuk hidup, pelan-pelan akan belajar untuk memutuskan sesuatu yang besar, pelan-pelan akan belajar untuk berdamai, dan pelan-pelan akan belajar untuk menyambut hal-hal baik yang ada di depan mata.
